Sunday, June 10, 2007

Surat untuk ibu

Surat untuk ibu

Oleh MasBakuL DK2133FY*)

”Ribuan kilo jalan yang kau tempuh, lewati rintangan untuk aku anakmu. Ibuku sayang masih terus berjalan walau tapak kaki penuh darah penuh nanah. Seperti udara kasih yang kau berikan, tak mampu ku membalas ibu,,,,,,,”

Sepenggal lirik lagu : ”Ibu” cipt: Iwan Fals

STOP!!!!Sejenak kuhentikan lagu itu dari sebuah player di sudut note book ku. Tak kuat lagi rasanya kutahan air mata ini yang terus menohok dari kelenjar yang tersembunyi.. Lagi-lagi lagu itu berhasil memaksaku untuk menjadi pria melankolis. Sambil ku hapus air mata ini kutatap di sudut yang lain sebuah kalender yang menunjukan tanggal 22 Desember. Dengan mata memerah kupandangi tanggal tersebut dengan penuh tanya. Kuambil kalender dari pencil case ku. Dan kembali kujatuhkan air mata ke tanah bumi membasahi setiap jengkal tapak kaki ku yang tak beralaskan tanah lagi. Ya, benar hari itu adalah hari ibu, seakan menemukan penguatan atas sebuah alasan jatuhnya air mata ini.

Jauh di ranah rantau memaksa diri ini untuk menahan setiap rasa rindu pada ibu nan jauh disana. Berdiri sendiri tanpa penopang kasih yang selama ini selalu ia berikan ditengah kehampaan hidupku. Aku tak habis pikir kenapa dulu ketika ia ada didekat ku aku tak rindu, aku tak gelisah, aku tak pernah gundah. Tak pernah aku merasakan seperti itu. Malahan sebaliknya aku selalu marah, melawan, dan tak dengar nasihatnya.

Aku masih sangat mengingat ketika sang ibu menyuruhku dengan berbagai tugas rutinitas rumah tangga yang ia delegasikan kepada ku. Lalu apa jawabku, seketika juga kulampirkan tarif dan kompensasi dari setiap pekerjaan yang harus kulakukan. Oh Tuhan anak macam apa diriku ini, tak berbudi pekerti, tak berbakti dan tak tau diri. Tak pernah sadar akan limpahan kasih sayang yang ibu berikan pada diriku ini. Ibu tak pernah menagih ongkos mengandung selama 9 bulan, ibu tak pernah menagih ongkos melahirkan yang bertaruhkan nyawa, ibu tak pernah menagih ongkos perwatan dari kecil sampai sekarang besar seperti ini, tak pernah menagih ongkos bangun dari tidurnya di tengah malam karena harus menyusui, tak pernah menagih ongkos menggantikan popok, memandikan, membersihkan kotoran, merawat diriku sewaktu sakit, dan tak pernah menagih ongkos untuk setiap tetes keringat, air mata, darah, cinta dan kasih sayang yang ia berikan pada diriku, karena semua pengeluaran yang ia keluarkan telah dibayar dimuka alias LUNAS. Ya, itu sebagian kecil saja dari kekeliruan yang selama ini aku buat. Sekarang aku harus membayar mahal itu semua, air mata ini pun tak akan pernah cukup untuk membayarnya kawan!!!!.

Dari penggalan kisahku aku ingin mengajak kau berpikir kawan. sudah berapa lama kah kau tak menelpon ibumu? Sudah berapa lama kau tak berbincang dengan ibu mu,disela-sela waktu yang kau habiskan untuk menghubungi kekasihmu? Di tengah-tengah kesibukan rutinitasmu berorganisasi memimpin demo menyuarakan penderitaan rakyat, mengikuti berbagai macam seminar, mengerjakan tugas presentasi ataupun sekedar memanfaatkan wifi di kampus, dan sudahkah kau mendoakannya di setiap doa yang kau panjatkan setiap harinya? kau selalu saja mempunyai alasan untuk meninggalkannya dan melupakannya, dibandingkan perhatian berlebihan yang kau berikan pada kekasihmu. Kau selau cemas akan kabar pacar mu, cemas akan proposal, LPJ dan SPJmu ,selalu cemas apakah pacarmu sudah makan atau belum, apakah dia bahagia dengan mu dan berbagai perhatian lain yang terlalu berlebihan dibandingkan perhatian yang kau berikan pada ibumu. Apakah kau pernah memperlakukan ibumu sama seperti pacaramu. Bertanya kabar ibumu, apakah dia sudah makan, apakah dia bahagia. Maaf sepertinya aku pesimis.

Kawan, aku sadar diriku tak lebih baik dari pada kalian yang terbutakan oleh keakuan yang dominan. Aku sadar diriku telah diselubungi oleh kabut penyesalan. Tetapi aku pun sangat sadar bahwa aku harus bangkit dari kekeliruan. Selagi ada kesempatan, selagi kau masih diberikan waktu untuk membayar kasalahmu, lakukanlah kawan, sayangi dirinya peluk erat diriya, segera belilah pulsa lalu segeralah kau hubungi ibumu. Ucapkan maaf padanya, katakan bahwa kau mencintainya, menyayanginya, dan kalau kau memiliki tabungan kirimmilah dia bunga sebagaimana kau selalu memberi bunga kepada kekasimu. Ucapkan terima kasih telah menjaga dan merawat mu selama ini. Ucapkan selamat hari ibu 22 Desember ASAP.

* penulis adalah orang yang sedang merindukan sang ibunda yang jauh disana

No comments: